Prabumulih. SI - Maraknya berita
yang beredar di masyarakat tentang pengertian OTG, ODP, PDP yang salah arti,
jubir gugus tugas penanganan Covid-19 kota Prabumulih adakan jumpa pers.
Kabar tersebut
sempat menjadi Tranding Topic di media sosial facebook beberapa hari yang lalu,
karena keberadaan OTG (orang yang menyandang status OTG, Red) tersebut tidak
banyak diketahui oleh masyarakat lainnya atau tidak terdeteksi keberadaannya.
Dengan banyaknya OTG, sebagian masyarakat di
Kota Prabumulih merasa takut kerena bisa mengancam kesehatan mereka.
Sebagaimana yang di ketahui oleh sebagian masyarakat bahwa OTG merupakan orang
yang Positiv Covid-19 namun tidak di sertai dengan gejala penyakit.
Menanggapi hal tersebut, Jubir gugus tugas penanganan Covid-19
kota Prabumulih, dr Happy Tedjo bersama tim saat jumpa pers membenarkan bahwa
jumlah OTG di Kota Prabumulih mencapai 427 kasus, Senin (04/05/2020).
Namun, menurut dia, masih banyak pengertian-pengertian
tersebut disalah artikan oleh masyarakat atau belum diketahui oleh masyarakat,
terkait ODP, PDP, OTG maupun yang Positif Covid-19.
Lebih dulu dr Tedjo memaparkan bahwa,
ODP (Orang Dalam Pengawasan) adalah orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernafasan yang di sertai Flu, batuk, dan sakit tenggorakan serta dalam 14 belas hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki riwayat kontak dengan kasus yang terkonfirmasi Positif Covid-19.
ODP (Orang Dalam Pengawasan) adalah orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernafasan yang di sertai Flu, batuk, dan sakit tenggorakan serta dalam 14 belas hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki riwayat kontak dengan kasus yang terkonfirmasi Positif Covid-19.
PDP (Pasien
Dalam Pengawasan) adalah orang dengan infeksi saluran pernapasan akut atau
Ispa dengan di iringi oleh demam lebih dari 39° dan ditandai oleh salah satu
penyakit pernafasan lainnya (Sesak, Sakit Tenggorokan atau Flu) dan tidak ada
penyebab lain yang mengambarkan virus lainnya, serta dalam 14 belas hari
terakhir sebelum timbul gejala, memiliki riwayat perjalan dari wiayah atau
negara yang melaporkan adanya penularan virus dengan Transmisi lokal.
“Jadi positif dan
tidaknya seorang pasien yang dicurigai terindikasi Covid-19 itu melalui tes
PCR, sedangkan tes Swab hanya untuk keperluan Scrining,” ucapnya.
Sedangkan OTG
(Orang Tanpa Gejala) adalah orang tanpa gejala yang memiliki resiko tertular
dari pasien yang terkonfirmasi Positif Covid-19, atau orang tanpa gejala yang
pernah kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi Positif Covid-19.
“Ini yang lagi jadi pertanyaan besar oleh masyarakat dan harus juga kita difahami bersama, bahwa seorang yang merasa kontak erat dengan yang terkonfirmasi Positif Covid-19, itu sudah di nyatakan OTG walau dia tidak merasa ada tanda-tanda penyakit. Atau orang yang baru datang dari daerah Zona merah itu sudah termasuk OTG, mangkanya kasus OTG di Kota Prabumulih bisa banyak.”
“Termasuk orang yang minta di Rapid tes itu berarti dia
merasa mungkin ada kontak dengan yang terkonfirmasi Positif Covid-19, itu juga
termasuk OTG, serta petugas medis yang merawat dan mengantar pasien yang
terkonfirmasi positif, tanpa menggunakan APD itu juga terkatagori OTG,”
jelasnya.
Lebih lanjut Tedjo menerangkan bahwa para OTG sudah mengalami
penurunan drastis dari 427 menjadi 199 dan 183 orang masih dalam observasi
selama 14 hari.
“Jadi kita kemaren sudah melakukan rapid tes sebanyak 228
yang didominasi oleh petugas kesehatan dan para orang orang yang kontak langsung
dengan pasien Covid 19," ujarnya.
Untuk itu lanjut Tedjo, masyarakat diminta jangan cemas
dan takut yang berlebihan dengan para OTG, namun masyarakat juga harus tetap
waspada.
“Jadi utamakan protokol kesehatan yang sudah
berulang-ulang kali di sosialisasikan, untuk menekan bahkan memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 di Kota Prabumulih.” (rusdi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar