Prabumulih, SI - Nopriyadi pelaksana lapangan bersama sejumlah awak
media saat melakukan pengecekan aspal jalan yang sebelumnya sempat viral di
sejumlah pemberitaan tentang proyek
peningkatan jalan lingkungan di Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Prabumulih
Timur di sejumlah media sosial dan media online, akhirnya pihak ketiga yang
merupakan pelaksana proyek angkat bicara. Sebab proyek aspal jalan yang
dikerjakan menggunakan dana APBD senilai Rp.4.296.329.000 itu disebut-sebut
sarat korupsi dan dikerjakan secara asal-asalan yang dalam hal ini dilaksanakan
oleh PT Sehati Jaya Perkasa.
Nopriyadi yang
merupakan pelaksana lapangan mengaku jika pemberitaan yang disampaikan di
sejumlah media online dan sosial media terlalu berlebihan. Bahkan untuk
memastikan keadaan yang sebenarnya di lapangan, ia bersama dengan Bristian yang
tidak lain adalah sebagai pengawas proyek dari Dinas PU PR Kota Prabumulih
mengajak sejumlah awak media untuk melihat langsung ketebalan aspal yang telah
dikerjakan pihaknya.
Menurutnya,
memang terdapat sejumlah titik yang aspalnya tipis dan rusak. Kerusakan dan
kekurangan aspal di sejumlah titik tersebut telah didata sebagai petunjuk untuk
dilakukannya perbaikan dan pengaspalan ulang.
Proyek aspal
jalan lingkungan tersebut baru selesai 80 persen. Untuk menutupi kekurangan
pada titik-titik yang belum maksimal akan diselesaikan di tahap 20 persennya.
"Yang
menjadi sorotan adalah titik di link 14, aspal terlihat pecah lantaran kondisi
cor beton jalan yang sudah mulai rusak dan pecah. Sehingga saat dilakukan pengaspalan
Terlihat tidak merata dan rusak. Yang pasti kami sebagai pelaksana proyek di
lapangan akan bertanggungjawab untuk memperbaikinya. Karena pengerjaannya belum
selesai 100 persen," ujarnya saat dibincangi awak media pada (08/06/2020).
Masih kata Nopriasnyah,
tidak ada hal yang ditutup-tutupi pihaknya saat proyek pengaspalan jalan
dikerjakan. Bahkan sebelum proyek berjalan pihaknya juga telah berkoordinasi
dengan unsur pemerintahan setempat, mulai dari pihak Kelurahan Karang Jaya
hingga tingkat RT dan RW. Masyarakat setempat pun juga menyaksikan langsung
proses pengerjaan proyek tersebut.
"Proyek
aspal jalan ini sepanjang 5 Kilometer yang tersebar di 26 titik, dan dikerjakan
sejak 16 Mei 2020 lalu. Masyarakat melihat langsung proses pengerjaan, bahkan tidak
ada masyarakat yang mengeluhkan kondisi aspal yang kita kerjakan ini,"
jelasnya.
Ia mengaku tidak
keberatan dengan pemberitaan yang telah disampaikan oleh sejumlah media. Hanya
saja ia sangat menyayangkan seakan-akan berita yang disampaikan pekerjaan aspal
jalan tersebut ketebalannya hanya setebal tempe goreng secara keseluruhan.
Dengan mengajak
awak media ke lapangan secara langsung, pihaknya mengaku bukan meminta untuk
klarifikasi berita, namun pihaknya hanya ingin menggunakan hak jawab dari
pemberitaan yang telah diterbitkan sejumlah media. Sehingga berita yang
disampaikan lebih berimbang dan tidak menimbulkan stigma negatif dari
masyarakat.
"Karena
yang diberitakan titik-titik yang rusak dan tipis saja, itupun hanya ada
sekitar 3 meter. Bahkan ada beberapa titik yang kita lakukan penambahan agregat
sebelum dilakukan pengaspalan tepatnya di link 5, padahal penambahan agregat
ini tidak masuk dalam RAP," bebernya.
Pengawas
lapangan, Bristian menambahkan dalam proses pelaksanaan proyek pihaknya terus
melakukan pemantauan di lapangan. Pihaknya pun tidak memungkiri adanya beberapa
titik jalan yang aspalnya rusak dan tipis. Namun hal itu sudah disampaikan
kepada pihak pelaksana proyek untuk dituntaskan.
"Proyek ini
masih dalam tanggungjawab pihak pelaksana. Jika ada kekurangan di lapangan maka
itu adalah tanggungjawab pihak pelaksana untuk menyelesaikannya. Apabila proyek
ini dikerjakan asal-asalan tidak hanya pihak ketiga yang akan disalahkan namun
kami dari dinas terkait juga akan kena imbasnya. Untuk itu pengawasan benar-benar
kita optimalkan," imbuhnya. (Rusdi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar